Aliens: Dark Descent adalah game yang mengadaptasi cerita dari seri Aliens, yang pertama kali muncul sebagai film pada tahun 1979. Film ini mendapat sambutan hangat dan menjadi pionir dalam mempopulerkan genre science fiction dan horor. Setelah kesuksesan film tersebut, seri Aliens berkembang ke berbagai format, termasuk buku, video game, dan mainan.
Salah satu karakter ikonik dalam seri Aliens adalah Xenomorph, sosok alien yang sangat gesit dan kuat, memiliki dua mulut dengan taring tajam. Mulut kedua Xenomorph bisa digunakan untuk menembus tengkorak manusia, membuatnya menjadi simbol kengerian luar angkasa hingga kini. Dalam Aliens: Dark Descent, kamu dapat mempelajari lebih lanjut tentang berbagai jenis Xenomorph dan karakteristiknya.
Selain Xenomorph, game ini juga menyinggung Weylan Yutani, sebuah mega korporasi yang memainkan peran penting dalam eksplorasi luar angkasa. Weylan Yutani digambarkan sebagai perusahaan yang serakah, dengan ambisi mengeksploitasi Xenomorph. Perusahaan ini memiliki banyak koloni di luar angkasa untuk mendukung berbagai bisnisnya, terutama di sektor pertambangan.
Gameplay dan Story Aliens: Dark Descent
Aliens: Dark Descent adalah game bertema survival dengan pendekatan yang berbeda. Alih-alih hanya sekadar terdampar di planet asing bernama Lethe, cerita dalam game ini dihadapkan pada situasi yang sangat ekstrem.
Dalam sudut pandang orang ketiga (third-person), kamu tidak memerankan karakter tertentu. Dengan kata lain, Aliens: Dark Descent bukan game role-playing. Meski begitu, alur ceritanya tetap menarik, dengan intrik yang khas dari seri Aliens, menciptakan suasana yang menegangkan.
Ceritanya berlangsung di tahun 2198, ketika Xenomorph tiba-tiba muncul di planet koloni Weylan Yutani bernama Lethe. Kejadian tersebut bermula dari stasiun luar angkasa Pioneer yang mengorbit Lethe. Setelah kargo misterius yang berisi telur Xenomorph dibuka, stasiun tersebut berubah menjadi lokasi pembantaian massal.
Administrator Maeko Hayes, yang berada di stasiun Pioneer, mengaktifkan Cerberus Protocol, sistem yang mencegah pesawat masuk atau keluar dari Lethe untuk menghentikan penyebaran Xenomorph. Namun, rencananya gagal.
Di saat yang bersamaan, kapal militer USS Otago, yang berada di orbit Lethe, terkena dampak Cerberus Protocol dan harus melakukan pendaratan darurat di lokasi terpencil. Kondisinya rusak parah dan tak bisa digunakan untuk melarikan diri.
Hayes, yang berhasil selamat dari serangan Xenomorph di Pioneer, diselamatkan oleh United States Colonial Marines (USCM) yang dipimpin oleh Sergeant Jonas Harper. Mereka dievakuasi ke USS Otago dan bersama-sama berusaha menyelamatkan warga dari ancaman Xenomorph sekaligus mencari jalan keluar dari Lethe. Di tengah perjuangan itu, mereka juga harus mengungkap misteri kemunculan Xenomorph di planet tersebut.
Real-Time XCOM dengan Momen Horor Mencekam
Bermain Aliens: Dark Descent mengingatkan saya pada game XCOM, yang berfokus pada strategi turn-based dan pengelolaan detail (micromanagement). Namun, alih-alih mengendalikan pasukan besar, di Aliens: Dark Descent kamu memimpin satu regu tempur yang berisi empat orang (kemudian bisa ditingkatkan menjadi lima). Perbedaannya, game ini tidak berbasis giliran, melainkan real-time, sehingga setiap detik bisa menjadi momen hidup atau mati bagi regumu.
Regu tempur ini terdiri dari prajurit United States Colonial Marines (USCM) yang bertugas melindungi warga di koloni seperti Lethe. Mereka adalah prajurit terlatih, bukan pemberontak atau sukarelawan. Namun, karena ini adalah game bertema Aliens, musuh utama mereka adalah Xenomorph, makhluk yang jauh lebih mengerikan dibandingkan ancaman lainnya.
Dalam Aliens: Dark Descent, kamu bertindak sebagai komandan dengan sudut pandang orang ketiga, kadang memerankan Hayes, dan kadang Harper. Game ini juga memiliki mekanisme manajemen sumber daya yang kompleks, di mana USS Otago berfungsi sebagai pusat komando dan markas utama. Seperti dalam XCOM, kamu bisa meningkatkan kemampuan prajurit, meng-upgrade peralatan tempur, termasuk senjata, dan melakukan riset. Ada juga Medbay untuk merawat prajurit yang terluka, bahkan yang mengalami gangguan mental akibat bertempur melawan monster.
Setelah mencapai pangkat tertentu, setiap prajurit dapat dipromosikan menjadi spesialis, seperti Gunner yang ahli senjata berat, Medic yang memastikan prajurit tetap bertempur tanpa gangguan cedera, dan Recon yang memiliki jangkauan penglihatan lebih luas dan bisa menembak musuh dengan senyap. Ya, kebisingan bisa menarik perhatian Xenomorph, yang akan segera menyerbu lokasi kamu!
Salah satu aspek paling menarik dari Aliens: Dark Descent adalah mekanisme pertempurannya. Kamu akan menjelajahi peta dengan tugas-tugas khusus, seperti mencari orang tertentu atau mengumpulkan material untuk memperbaiki USS Otago. Tentunya, kamu akan menghadapi Xenomorph, yang sebisa mungkin disarankan untuk dihindari. Mengapa?
Xenomorph tidak hanya sulit dilawan, tetapi juga menyebabkan stres pada prajurit setiap kali mereka berhadapan dengannya. Stres ini memengaruhi kinerja tempur, membuat prajurit mendapatkan poin trauma yang bisa berkembang menjadi fobia dan mengurangi akurasi tembakan secara signifikan, sehingga Xenomorph semakin sulit untuk dikalahkan. Namun, Aliens: Dark Descent memberikan kesempatan untuk mengurangi stres dengan beristirahat di ruangan kosong yang bisa dibarikade, yang juga membantu memulihkan amunisi meski jumlah yang bisa dibawa terbatas. Pemain harus memilih antara segera menyelesaikan misi dengan amunisi terbatas atau menjelajahi area untuk menemukan suplai tambahan, meskipun risikonya lebih tinggi karena kemungkinan bertemu Xenomorph.
Elemen horor juga memainkan peran besar dalam Aliens: Dark Descent, dengan musik yang mencekam, cutscene mengerikan, dan desain peta yang memicu ketegangan. Motion sensor khas seri Aliens kembali hadir, memungkinkan pemain mendeteksi posisi Xenomorph meskipun dengan jangkauan terbatas. Sensor ini memperkuat nuansa horor, meningkatkan adrenalin saat mengetahui Xenomorph mendekat dengan kecepatan luar biasa, menciptakan ketakutan tersendiri di tengah permainan taktis ini.
Terdapat Sedikit Bug dan Kendala pada Controller
Secara keseluruhan, pengalaman bermain Aliens: Dark Descent terasa nyaman di berbagai perangkat, termasuk laptop dan handheld . Performa game ini pun cukup baik dengan pengaturan grafis high dan berjalan tanpa hambatan. Namun, ada beberapa kekurangan, seperti kualitas grafis dan animasi karakter yang terasa ketinggalan zaman, serta masalah akses menu saat menggunakan kontroler, terkadang memaksa penggunaan mouse dan keyboard. Meski ada bug dan glitch, itu hanya memengaruhi visual tanpa mengganggu gameplay.
Aliens: Dark Descent menawarkan pengalaman baru dengan perpaduan real-time tactical dan suasana horor yang menegangkan. Game ini terasa otentik dalam merepresentasikan seri Aliens, dengan elemen seperti soundtrack, efek suara, dan desain visual yang membawa nostalgia dari film klasiknya.