Pernahkah kamu membayang kan jika sebuah game ritme digabungkan dengan game pertarungan? Pertanyaan ini mungkin tidak pernah terlintas, namun Modus Games justru memberikan jawabannya. God of Rock adalah sebuah game ritme yang mencoba menggabungkan konsep ritmik dengan pertarungan. Yuk simak terus tulisannya
Story
Cerita game ini berpusat pada sosok Dewa Rock yang membangkitkan jiwa para musisi legendaris untuk diadu dalam sebuah kompetisi, sebagai hiburan bagi sang Dewa. Para musisi ini saling bertarung untuk memperebutkan supremasi musik di panggung dunia. Seperti halnya game pertarungan lainnya, game ini menyediakan 12 karakter dan masing-masing mempunyai latar belakang cerita yang unik.
Gameplay God of Rock
Seperti yang disebutkan di awal ulasan, God of Rock mencoba menggabungkan elemen game ritme dan game pertarungan. Pemain akan berhadapan dalam pertarungan 1v1 melawan karakter lain yang dikendalikan oleh AI di mode Arcade, atau oleh pemain lain di mode Online dan Local. Game ini menawarkan 12 karakter, masing-masing dengan keterampilan dan keunikan tersendiri. Pertarungan berlangsung di 8 arena berbeda, dengan 40 lagu orisinal yang dibuat khusus untuk game ini.
Konsep game ini cukup unik. Pemain berada di sebuah arena, mengontrol karakter dengan health bar seperti game pertarungan pada umumnya. Namun, alih-alih menyerang dengan cara biasa, serangan dilakukan dengan memasukkan tombol sesuai ritme musik yang dimainkan. Ada juga Special Bar yang memungkinkan karakter menggunakan kemampuan khusus dengan kombinasi tombol, mirip dengan game pertarungan tradisional.
Jika setelah membaca penjelasan ini kamu berpikir bahwa game ini menantang dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, maka benar. Terutama di tingkat kesulitan yang lebih tinggi atau saat bertanding melawan lawan online dengan keterampilan lebih tinggi.
Dengan mekanisme gameplay yang semakin sulit seiring berjalannya waktu dalam setiap pertandingan—di mana kombinasi tombol semakin kompleks—game ini benar-benar menguji kemampuan pemain. Di titik ini, kamu harus memutuskan apakah bakal mampu mencapai dan melampaui tantangan tersebut, meski jari kamu semakin lelah, atau akhirnya menyerah, gagal mengenai not-not yang ada, menutup game, dan menghapusnya.
Visual Grafis
Dari segi visual, God of Rock tampil dengan cukup baik. Terlihat jelas bahwa Modus Games memberikan perhatian khusus pada tampilan visual game ini. Setiap arena dan desain karakter terlihat sangat baik sesuai dengan gaya visual yang mereka tuju. Efek visual seperti animasi skill saat karakter bertarung dan latar arena memberikan kesan yang memukau, terutama saat setiap karakter mengeluarkan kemampuan khususnya.
Audio
Audio merupakan elemen paling penting dalam God of Rock, bukan hanya untuk menambah keseruan permainan, tetapi juga sebagai inti dari gameplay. Sayangnya, inilah titik di mana kelemahan terbesar game ini muncul, yaitu musiknya. Musik seharusnya menjadi daya tarik utama dan alasan pemain terus memainkan game ini, serta mempengaruhi replayability. Namun, musik dalam game ini tidak cukup menarik untuk membuat pemain bertahan, karena kurang “catchy” dan mudah dilupakan.
Di sinilah perbedaan dengan game ritme lain yang mampu bertahan bertahun-tahun dengan basis penggemar yang setia—jawabannya ada pada musik yang mereka sajikan. Game ritme lain biasanya membawa lagu-lagu populer yang sudah dikenal dan disukai pemain, sementara God of Rock menghadirkan musik orisinal yang sulit mencapai level daya tarik yang sama. Ketika musik, sebagai elemen utama, tidak cukup kuat, wajar jika banyak pemain tidak akan bertahan lama.
God of Rock adalah game dengan konsep unik yang patut dihargai di tengah era game beranggaran besar saat ini, terutama dengan munculnya semakin banyak game hybrid yang memadukan genre ritme dengan genre lain. Namun, meskipun gameplay-nya cukup solid, God of Rock kurang berhasil dalam aspek audio, yang seharusnya menjadi kekuatan utama dan jiwa dari game ini.